SpOT(K), M.Med (Pain Management)
Orthopaedic & Trauma Surgeon
Sub Specialist in Adult Reconstructive Surgery
Orthopaedic and Trauma Surgeon
St. Borromeus Hospital Bandung Indonesia

Board Certification
National Board of Orthopedic and Traumatology Indonesia - 2008
Fellowship
Adult Joint Reconstruction (Hip and Knee Arthroplasty) & Rheumatoid Arthritis Surgery
Orthopadische Klinik Volmarstein - Germany - 2011
Sport Medicine and Arthroscopy Clinica CEMTRO - Madrid - 2007
Honors
National Orthopedic Board Examination Best Graduate
Residency
Orthopedic Surgery and Traumatology
Hasan Sadikin General Hospital - Bandung - 2008
Qualifications Curriculum Vitae Patient's Reviews Testimonials Questions & Answers Photos Videos Articles News Contact Us
Dr. Andre is a fellowship trained orthopedic surgeon with interest in hip and knee joint reconstruction and trauma surgery especially in minimally invasive surgery for hip osteoporotic fracture in elderly.
He graduated from Sebelas Maret University in Solo and underwent Orthopedic surgical training in Hasan Sadikin General Hospital Bandung / Padjadjaran University in Indonesia.
He was awarded the best graduate in College of Indonesia Orthopedic and Traumatology, on completion of his specialty training.
He went on to complete fellowship training in Hip and Knee reconstruction and rheumatoid arthritis surgery in Orthopadische Klinik Volmarstein, Germany in 2011.

Dr. Andre also trained in Clinica CEMTRO, Madrid for Sport Medicine and Arthroscopic surgery under the renowned Professor Pedro Guillen.
In the scope of trauma surgery, Dr. Andre has accomplished several AO course / Arbeitsgemeinschaft für Osteosynthesefragen (German for "Association for the Study of Internal Fixation"); AO Advance courses in Singapore, Hongkong, and Korea and completed AO Master Course Trauma in Davos, Switzerland.
He is an active member and current committee of Indonesia Hip and Knee Society.
Dr. Andre also joins several professional membership and international associations:

1. American Academy Orthopedic Surgeons, International Affiliate Member
2. International Society of Arthroscopy, Knee Surgery and Orthopedic Sport Medicine
3. AO Trauma
4. International College of Surgeon, Fellow

Dr. Andre also finished his master degree in pain management in Santo Tomas University, Manila, Philippine.
Dr. Andre has been invited to speak and present at many orthopaedic confrences and educational meetings in Indonesia because of his highly valuable expertise and knowledge.
Board Certification
National Board of Orthopedic and Traumatology Indonesia, 2008
Fellowship
Indonesian Hip and Knee Society Fellowship, 2018
Adult Joint Reconstruction (Hip and Knee Arthroplasty) & Rheumatoid Arthritis Surgery - Orthopadische Klinik Volmarstein, Germany, 2011
Sport Medicine and Arthroscopy Clinica CEMTRO, Madrid, 2007
Honors
National Orthopedic Board Examination Best Graduate
Outstanding Final Paper Presentation
Residency
Orthopedic Surgery and Traumatology - Hasan Sadikin General Hospital, Bandung, 2008
Medical School
MD - Sebelas Maret Medical School - Surakarta, Indonesia, 2002
College
M.Med (Pain Management) - Santo Tomas University - Manila, Philippines, 2014
Teaching Experience
Assistant Lecturer
Department of Anatomy & Embryology
Medical School of Sebelas Maret University Surakarta
Instructor - General Emergency Life Support
Hasan Sadikin General Hospital Bandung
Professional Membership and Association
Indonesian Medical Association
Indonesian Orthopedic and Traumatology Association
American Academy Orthopedic Surgeons, International Affiliate Member
Indonesia Hip and Knee Society, Committee
International Society of Arthroscopy, Knee Surgery and Orthopaedic Sport Medicine
AO Trauma
International College of Surgeon, Fellow
Arthroplasty Course and Training
2011HamburgHip & Knee Arthroplasty Course
2012BangkokOxford UKA Course
2012Kuala LumpurBiomet Signature TKR Course
2012MalangInstructional Course and Cadaveric Workshop on Total Knee Arthroplasty Revision
2013Kuala LumpurAsia Pacific Current Evidence in Arthroplasty
2013ZurichPatient's specific instrumentation for Total Knee Replacement
2014BangkokThe 10th South East Asia Biomet Knee Cadaveric Instructional Course
2014SingaporePrimary and revision TKR course
2014ChonamArthroplasty Course
2015ParisWorld Arthroplasty Congress
Sport Medicine and Arthroscopy Course and Training
2009SingaporeInternational Arthroscopic Course
2010ManilaDouble Bundle ACL Reconstruction Workshop
2010MunichShoulder and Knee Arthroscopic Course
2012ManilaShoulder Surgery and Section of Arthroscopy and Sports Medicine
Trauma Course and Training
2003SurakartaAdvance Trauma Live Support
2006MakasarAO Principles in Operative Fracture Management
2011SingaporeAO Trauma Advance Course
2011DavosAO Trauma Master Course
2012HongkongAO Trauma Master Course
2012SingaporeAO Osteotomi Course
2013La JollaAAOS OTA Trauma Update
2014Singapore AO Trauma Master Course : Upper Extremity
2014IncheonAO Trauma Course : Pelvic with Anatomical Speciment
Pain Management Course and Training
2009ShanghaiPain Summit 5th
2012SurabayaInterventional Pain Management Workshop: Level 1
2013JakartaInterventional Pain Management Workshop: Level 2
International Meeting
2010New OrleansAAOS Annual Meeting
2010MadridEFORT Meeting
2011San DiegoAAOS Annual Meeting
2011GhentEMSOS 2011 Meeting
2012BerlinEFORT Meeting
2013ChicagoAAOS Annual Meeting
2015Las VegasAAOS Annual Meeting
Other
2004JakartaCadaver Dissection on Local and Regional Flaps for the Hand
2004SingaporeInstructional Course on Basic Microsurgery
2005Kuala Lumpur1st POSNA ASEAN Pediatric Orthopedic Course
2006BandungThe Flap Dissection, Interlocking Nail & DMS Surgical Anatomy Course on Cadavers
2007BandungTotal Nutritional Therapy Course
2009BangkokInternational Advanced Wound Care Course
Scientific Presentation
Anatomy, Physiology & Biomechanics of the Spine
Pelantikan Dokter Baru Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
Surakarta, December 2002
Clinical Evaluation on Patients with Symptomatic Lumbar Disc Herniation who Underwent Open Dissectomy
A Comparative Analytical Study on the Outcome of Instrumentation and non-instrumentation Procedure
14th National Congress of Indonesia Orthopedic Association
Bandung. September 2004
Proximal Femoral Focal Deficiency; A Case Report
51st Continuing Orthopedic Education
Balikpapan, May 2006
Pattern of Amputation in Hasan Sadikin General Hospital Bandung
15th National Congress of Indonesia Orthopedic Association
Bali, September 2006
Bandung's Five Years Experience in Management of Clubfoot
29th Annual Scientific Meeting of Singapore Orthopedic Association
Singapore, November 2006
Surgical Intervention of Spinal Tuberculosis; Banjarmasin's Eight Years Experience
52nd Continuing Orthopedic Education
Batam, April 2007
Effect of Time Interval Between Trauma and Debridement in Wound Infection Following Open Fracture Type IIIA
54th Continuing Orthopedic Education
Pontianak, May 2008
How to improve patient satisfaction after hip fractures surgery and preventive steps of complication
IOA Meeting, Hip and Knee Subspecialty Section
Jakarta, 22 November 2014
Lateral release on Total Knee Replacement : I always do it
Continuing Orthopedic Education
Surabaya, April 2015
Dr. Andre Yanuar is a member of
Lutut kanan saya sudah bisa digunakan secara normal dan nyaman, bahkan saat ini saya sudah bisa kembali menjalankan hobby bermain sepak bola lagi
Robin Winata (30), seorang kontraktor suatu perusahaan yang berlokasi di Papua membagikan pengalamannya saat ia menjalani bedah rekonstruksi ligamen melalui arthroscopy. Pada tahun 2009 saya divonis dokter mengalami putus urat ligament dan sobek meniscus pada lutut kanan kaki saya. Hal disebabkan pada waktu saya bermain sepak bola bersama teman-teman dari kampus tempat saya kuliah di kota Bandung. Pasca kejadian tersebut, setiap hari aktivitas kerja dan kuliah saya menjadi sangat terganggu karena kurang nyamannya lutut kanan saya dan yang sangat saya sesalkan adalah hobby saya untuk bermain sepak bola dan olah raga lainpun menjadi terhenti. Untuk memulihkan dan menyembuhkan kembali kondisi lutut saya ini maka saya mencoba mencari informasi dari berbagai sumber dan mengunjungi beberapa dokter spesialis di kota Bandung dan Jakarta. Namun setelah mendapatkan banyak masukan dan saran dari keluarga beserta teman-teman, saya putuskan untuk mengambil tindakan operasi demi memulihkan kembali lutut kanan saya tersebut di Rumah Sakit Santo Boromeus Bandung yang pelayanannya terkenal sangat baik. Saya ditangani langsung oleh dokter spesialis bedah tulang/orthopaedi yang namanya sudah cukup terkenal dan mempunyai reputasi yang sangat bagus dalam menangani pasien yang mengalami masalah pada bagian lutut, yaitu dokter Andre Yanuar.
Puji Tuhan operasi pada lutut kanan saya berjalan lancar dan setelah menjalani rawat jalan serta terapi yang rutin maka Lutut kanan saya sudah bisa digunakan secara normal dan nyaman, bahkan saat ini saya sudah bisa kembali menjalankan hobby bermain sepak bola lagi. Terima kasih saya ucapkan kepada dokter Andre Yanuar, suster/perawat, karyawan dan semua yang telah memberikan pelayanannya secara maksimal pada waktu saya dirawat di Rumah Sakit Santo Boromeus. Saat ini saya kembali ke kota kelahiran saya di Fakfak - Provinsi Papua Barat dan bekerja sebagai Kontraktor. Hobby saya dalam mengolah kulit bundar (sepak bola) masih rutin saya lakukan bersama teman-teman saya di Fakfak.

Saya bahkan sudah bisa melakukan yoga dengan posisi handstand menggunakan tangan kanan saya. Semua hal yang saya takutkan ternyata tidak terbukti
Stephanie Angelina Ng, alumni Lumiere University Lyon, French dan Huawen Guangzhou, saat ini berprofesi sebagai desainer dan wiraswasta di Jakarta. Sewaktu SMA, Stephanie gemar berolah raga tennis, hingga cedera dislokasi bahu kanan memaksanya berhenti dari kegemarannya bermain tennis.
Pernah suatu kali saya main ke waterboom dan mengalami dislokasi yg cukup parah. Bahu saya bergeser dari tempatnya selama hampir 15 menit dan saya tidak bisa bergerak karena di dalam kolam dan itu terjadi karna main voli air, yang saya bisa lakukan hanya teriak dan minta tolong tapi tidak ada yg bisa menolong. Sejak saat itu saya baru menyadari bahwa hal ini tidak bisa dibiarkan karena sangat mengganggu.
Saya pergi ke Malaysia untuk berkonsultasi dengan salah seorang dokter di sana dan saya diberitahu jika saya mengalami dislokasi sendi bahu berulang. Dokter disana menyarankan untuk melakukan operasi tetapi dia mengatakan bahwa saya akan mempunyai bekas cukup besar sekitar 3 cm. Sebagai wanita hal itu membuat saya berpikir ulang untuk menjalani operasi. Selanjutnya saya pergi ke tukang urut, namun juga tidak memberi hasil, fisioterapi juga sudah saya coba. Namun semua usaha saya itu ternyata tidak ada yg membuahkan hasil dan bahkan kondisi bahu saya semakin parah. Biasanya bahu saya mengalami dislokasi paling sering setahun 2 kali, namun semakin lama semakin sering. Puncaknya saya mengalami derita yg cukup parah karena dalam sebulan bisa mengalami dislokasi 4-5 kali. Dari yang awalnya hanya mengalami dislokasi saat mengangkat tangan ke atas jika mengambil benda lalu bertambah parah jika memakai baju dan posisi bahu saya salah maka sendi bahu saya akan segera bergeser. Bahkan dengan hanya mengambil tas di lantai saja, saya mengalami dislokasi.
Setelah kejadian itu saya kembali pergi ke Malaysia dan mencoba ke suatu rumah sakit swasta yang terkemuka di sana. Saya konsultasi ulang dan memang jawaban Dokter saya harus harus menjalani operasi. Pada saat itu saya bimbang karena masih memikirkan soal bekas luka yg akan saya dapatkan dan apakah bahu saya akan kembali normal. Jadi saya putuskan kembali ke Indonesia. Suatu hari saya pergi ke rumah seorang kerabat dan saya mendengar dari kerabat bahwa Dr. Andre Yanuar di RS Santo Borromeus Bandung bisa mengoperasi saya menggunakan bantuan arthroscopy, sehingga bekas operasinya hanya berupa titik. Saat itu saya langsung tertarik dan pergi berkonsultasi dengannya. Kebetulan kerabat saya ada yang mengalami hal yang sama dan sudah dioperasi oleh dr. Andre dan berhasil dengan baik fungsi bahunya kembali normal sehingga saya semakin yakin. Tanpa ragu saya langsung memutuskan untuk segera menjalani operasi dengan Dr. Andre.
Akhirnya operasi berjalan lancar dan sejujurnya saya katakan bahwa sakit yang saya rasakan setelah operasi itu tidak ada apa-apanya dibanding saat saya mengalami operasi. Saya pikir sesudah operasi saya akan sulit utk mengembalikan kelenturan bahu saya seperti normalnya. Saya pikir saya tidak akan bisa mengangkat beban berlebihan lagi, namun saya tetap berusaha dengan program yg diberikan oleh Dr. Andre dan bantuan tim fisioterapis untuk menjalani rehabiltasi pasca operasi. Memang saya tidak menjalani fisioterapi hingga tuntas karena saya harus pergi sekolah ke Guangzhou. Tapi untungnya Dr. Andre bisa diajak konsultasi lewat media sosial sehingga saya tetap melatih bahu saya. Memang proses pemulihannya cukup lama tetapi ternyata hasilnya memuaskan. Bahu saya mulai kembali normal dan bekas operasi yg saya takutkan pun hanya kecil sebesar jerawat di 3 titik. Sekarang sudah 1 setengah tahun setelah saya menjalani operasi dan hasilnya bisa dilihat.
"Saya bahkan sudah bisa melakukan yoga dengan posisi handstand menggunakan tangan kanan saya. Semua hal yang saya takutkan ternyata tidak terbukti"
SAKIT ITU HADIAH, BUKAN PENDERITAAN
Waktu kecil tidak bercita-cita menjadi seorang Biarawati maka pada tgl 7 Agustus 2014 ketika merayakan pesta 50 tahun hidup membiara Sr. Irene percaya semua itu karya Tuhan. Penghayatan ini tertuang melalui tema Aku Ini Hamba Tuhan, Jadilah Padaku Sekehendak-Mu pada perayaan Ekaristi yang berlangsung di kompleks biara Ursulin Jl. Supratman Bandung.
Penghayatan itu pula yang mewarnai perjalanan hidupnya sehingga meski mengalami sakit tidak dianggap sebagai penderitaan namun dimaknai sebagai hadiah. Ungkapan ini bukan sekedar konsep namun dijalani sejak Sr. Irene jatuh terperosok di Sendang Sono tahun 1994. Saat itu Sr. Irene mengikuti kursus Kateketik di Semarang selama 3 bulan yang diikuti oleh 5 kongregasi. Pimpinan kegiatan waktu itu berhalangan karena sakit dan Sr. Irene dipercaya menggantikan posisinya.
Salah satu jadwal kegiatannya berziarah ke Sendang Sono dan Sr. Irene terjatuh masuk salah satu lubang galian tanah cukup dalam. Dari hasil pemeriksaan di rumah sakit tulang kaki kanan retak dari mata kaki sampai lutut. Akibat cideranya aktivitas tidak leluasa seperti biasa. Namun sakit kakinya tidak dirasa, sebaliknya fokus pada kegiatan Kateketik. Berkat pertolongan orang lain dan semangat melayani Sr. Irene bisa melanjutkan memimpin seluruh kegiatan hingga tuntas.
Selesai kursus Kateketik Sr. Irene kembali berkarya menurut panggilannya menjadi pelayan biasa di rumah Tuhan. Beberapa karya OSU di sejumlah kota pernah mendapat sentuhannya seperti di Malang, Surabaya, Sukabumi, Jakarta dan Bandung. Tanggung jawabnya beragam mulai bendahara, guru agama, sampai urusan rumah tangga. Faktor usia tidak bisa dihindari, mungkin faktor ini pula yang akhirnya dirasakan Sr. Irene, bahwa sakit yang selama ini tidak dirasa, ditahan dan dihayati sebagai hadiah terasa mulai mengganggu. Sejak terjatuh tahun 1994 sebenarnya lutut kanan tidak berfungsi optimal akibatnya beban lutut kiri lebih berat karena secara tidak sengaja menopang fungsi kaki kanan.
Atas kenyataan ini Sr. Irene berobat ke beberapa dokter ahli tulang, baik di rumah sakit atau klinik praktek dokter. Rasa sakit memang berkurang namun harapan sembuh total masih jauh sehingga berulang kali harus berobat, kontrol dan seterusnya. Saat menjalani pengobatan salah seorang dokter merekomendasikan agar berobat ke Dr. Andre Yanuar, SpOT di Rumah Sakit Santo Borromeus (RSB). Dokter ini merekomendasikan Dr. Andre sebagai seorang Dokter Orthopaedi yang baik. Informasi ini juga diperoleh dari sesama Biarawati atau sesama pasien lain ketika sama-sama berobat.
Kesetiaannya bersikap menguatkan Sr. Irene tidak merasa menderita atas sakitnya. Sr. Irene menjalani hari-harinya seperti biasa meski kadang-kadang bisa berjalan, kadang-kadang berjalan tertatih, dan kadang-kadang tidak tidak bisa berjalan sama sekali. Namun ketika akhirnya mendapati dirinya tidak bisa bangun dari tidur, sekujur badan terasa sakit, selama 2 hari tidak bisa berbuat apa-apa dan selalu merepotkan orang lain, Sr. Irene mengutarakan hal itu kepada pimpinannya. Menanggapi kondisi itu dan sesuai informasi, Sr. Irene berobat ke dr. Andre. Setelah menjalani pemeriksaan lengkap dr. Andre menyarankan dilakukan operasi penggantian sendi lutut secara bertahap. Mendengar kata "operasi" kebanyakan orang kuatir, berbagai pemikiran muncul. Namun Sr. Irene yang lahir di Yogyakarta pada 13 Maret 1942 ini siap menjalani dan menerima apapun risikonya. Sikap dr. Andre amat meyakinkan: tegas, ramah, teliti, menyampaikan detail informasi mempertebal kesiapan Sr. Irene menjalani operasi. Bagi Sr. Irene hidup dan kehidupan adalah milik Tuhan. Dengan percaya kepada karya Tuhan dan tim medis Sr. Irene menjalani proses operasi kaki kiri dengan lancar, aman dan selamat.
Operasi lutut kiri sukses namun dr. Andre memberikan beberapa saran yang harus dijalani. Selain minum obat sesuai aturan segala aktivitas tidak boleh sembarangan seperti posisi kaki saat tidur, duduk, mulai belajar berjalan dan lainnya. Sedikit "terpenjara" namun setelah dijalani sesuai program kesembuhan kaki kiri menunjukkan perkembangan positif. Atas keberhasilan ini dan menurut indikasi medis sudah memungkinkan maka dilanjutkan operasi lutut kanan pada tgl 1 Juli 2014.
Setelah menjalani operasi kedua lutut dan taat mengikuti saran dr. Andre perlahan Sr. Irene bisa berjalan kembali. Sr. Irene bisa melakukan aktivitas seperti sebelum sakit. Sr. Irene mampu beraktivitas tanpa pendampingan orang lain. Untuk mempercepat pemulihan dr Andre menganjurkaan Sr. Irene menjalani perawatan rehabilitasi medik (fisioterapi) di RSB. Dengan tekun Sr. Irene mengikuti program fisioterapi seminggu 3 kali - sampai sekarang.
"Dr. Andre orangnya sabar, ramah dan teliti. Selain itu beliau peduli, setiap bertemu dimanapun dr. Andre menyapa dan menanyakan perkembangan kesehatan saya. Dalam banyak kesempatan saya berdoa semoga dr Andre jadi alat yang baik bagi Tuhan dan terus melanjutkan pelayanannya. Saya sangat berterima kasih, merasa diperhatikan dan diperlakukan dengan baik dan ramah. Secara umum saya juga berdoa untuk keluarga besar RSB agar tetap menjadi pusat layanan kesehatan yang baik untuk masyarakat dan karyawannya"
Adakah saran yang ingin Sr. Irene sampaikan untuk perbaikan kami?
"Saya mengenal RSB cukup lama dan tidak ada keluhan. Saat ini sedang ada pembangunan dan itu bisa dimengerti. Tapi saya perhatikan ada beberapa kursi roda sepertinya kurang terpelihara. Sebenarnya tidak mengurangi kualitas pelayanan namun perlu disayangkan. Hal kecil seperti itu tolong diperhatikan" , demikian saran Sr. Irene Sudaim, OSU menutup perbincangan dengan Borromeus News di Asrama Biara Ursulin Jl. Supratman No. 1 Bandung.
RS. SANTO BORROMEUS BANDUNG, MASIHKAH SEPERTI YANG DULU?
Memasuki usia yang ke-93, Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung merupakan rumah sakit yang konsisten menunjukan dedikasinya dalam memberikan pelayanan kesehatan baik bagi masyarakat dalam maupun luar negeri. Ini dibuktikan dengan kondisi tempat yang bersih, pelayanan yang memadai dan tenaga ahli yang cukup handal.
Didirikan, tanggal 18 September 1921, Santo Borromeus tidak terlepas dari dedikasi dan pengabdian para Biarawati Tarekat Cinta Kasih Santo Carolus Borromeus (CB) di bidang perawatan kesehatan dan pendidikan (Sekolah Tarakanita). Balai pengobatan besar tersebut saat ini juga merupakan rumah sakit terbesar di Bandung, dengan memiliki berbagai fasilitas serta dukungan dengan kualitas yang ditunjukkan dengan diraihnya "sertifikat akreditasi rumah sakit tingkat paripurna"
Terletak di Jl. Ir. H. Juanda No. 100, RSB merupakan tempat andalan keluarga kami untuk pelayanan kesehatan, sewaktu masih berdomisili di ibukota Jawa Barat. Saya sudah mengenalnya sejak tahun 1950-an. Sungguh rumah sakit ini telah memberikan sumbangan terbaik kepada seluruh masyarakat Bandung yang pernah dijuluki "Paris Van Java" ini, beserta sekitarnya.
Teringat para dokter spesialis pada saat itu diantaranya adalah: Dr. Boeke, SpB., dulu tinggal di Jl. Dago berjarak sekitar 600 meter dari RSB. Dr. Van Ouderkerk, SpPD., bertempat tinggal tepat di tikungan Jl. Ganesha dan Dago, depan RSB. Tempat ini kemudian dihuni Dr. Tjiam Tjin Gwan, SpPD. Di Jl. Hasanudin 11, tempat praktek Dr. Lanting, SpPD. yang juga memberikan pelayanan di RSB. Sebagian besar mereka yang berprofesi di RSB ini bertempat tinggal di radius sekitar 1 - 5 km dari rumah sakit, dengan harapan memudahkan dalam memberikan pelayanan medis. Diantara para direktur RS. Santo Borromeus yang masih saya ingat adalah Dr. Tumbeleka, seorang yang sangat ramah dan berjiwa sosial tinggi. Para biarawati, paramedis, dokter, dan seluruh karyawan RS. Borromeus pada umumnya mempunyai komitmen tinggi dalam pekerjaannya. Inilah dasar-dasar mutlak yang harus dimiliki oleh institusi pelayanan kesehatan dengan visi untuk terus maju.
Bahkan beberapa dekade yang lalu, pasien-pasien yang berobat dan dirawat inap di Paviliun Santo Jozef, dengan kamar-kamar yang mempunyai teras terbuka dengan pemandangan ke Jl. Hasanudin dapat istirahat dengan nyaman menghirup udara segar kota kembang. Rumah sakit yang terletak di Bandung utara ini, mempunyai lingkungan yang bersih, teratur, asri dan sejuk, dengan gaya arsitektur bangunan berkombinasi Art Nouveau dan Art Deco.
Saat ini saya ada keluhan di bagian lutut (persendian kaki) dan atas rekomendasi suami saya, Dr Boenjamin Setiawan, saya dianjurkan untuk berobat ke Dr. Andre Yanuar, SpOT. di Klinik Orthopaedi & Traumatologi di RS. Santo Borromeus. Selain diberikan suntikan Durolane® juga dianjurkan untuk rehabilitasi medik dengan Ibu Ida, ahli fisioterapi yang terampil. Namun karena saat ini kami tidak bertempat tinggal di Bandung, sehingga hal tersebut tidak memungkinkan.
Sayang, kota Bandung yang pernah dijuluki kota kembang telah berubah - kondisinya panas, macet dan terkadang pengap. BAGAIMANA HALNYA DENGAN RS. SANTO BORROMEUS? Ternyata juga berubah, memang perubahan tidak bisa berhenti..... Jika dulu para dokter, paramedis dan biarawati berdedikasi tinggi, tapi sekarang tidaklah mudah untuk mendapatkan pengganti seperti mereka mengingat persaingan rumah sakit yang semakin ketat dan permintaan semakin banyak.
"Apakah nilai-nilai mereka (konsisten, tertib, teratur, disiplin) sempat ditransfer kepada generasi sekarang?". Saya berharap saja: "Pertahankanlah idealisme, philanthropy, visi, karakter yang sudah tertanam untuk dilanjutkan setiap insan. Semoga Santo Borromeus tetap selalu menjadi andalan layanan kesehatan profesional yang humanis namun juga religius". Jangan sekali-kali kita tinggalkan nilai-nilai luhur pendahulu kita. Tuhan berkati....... Amin.
Disampaikan oleh: Ny. Poppy Hadiman Setiawan.
Otot ACL lepas - Cedera otot ACL lutut
Bagi para olahragawan ataupun bukan, yang suka olahraga futsal/basket/badminton harap hati-hati dengan lututnya. Jangan sampai cedera, sobek ataupun putus salah satu ototnya.
Otot ACL salah satu otot di lutut yang berjumlah 2. Otot ACL ini tidak tumbuh lagi jika putus, solusinya harus dioperasi. Ototnya diganti dari hamstring paha.
Ada 2 macam operasi, operasi terbuka dan tertutup. Operasi terbuka, operasi yang banyak sayatannya karena tidak menggunakan alat, operasi tertutup yaitu operasi yang sedikit sekali sayatannya karena menggunakan alat yang terhubung dengan monitor, atau disebut artroskopi.
Operasi untuk lutut saya, menggunakan operasi tertutup, dengan beberapa survey dulu, akhirnya saya menjatuhkan pilihan ke RS Borromeus di Bandung dengan dr Andre Yanuar, karena dia bisa menggunakan alat dengan operasi tertutup.
Saat ini saya sudah 3 minggu sejak dioperasi, sudah sangat lumayan sekali, membaik. Menurut buku panduan fisioterapi untuk operasi ACL ini membutuhkan waktu 6 bulan.
Perbedaan waktu operasi dengan Radamel Falcao, hanya beda seminggu, dia duluan, tapi saya ingin sembuh duluan, saya selalu latihan sendiri walaupun fisioterapinya cuma 1x seminggu.
Pada saat setelah operasi, sakit sekali, setelah 3 minggu sejak operasi sudah lumayan sekali, mudah-mudahan 2 bulan lagi sudah bisa olahraga, minimal bisa jalan pagi.
Pasca operasi penggantian panggul, sekarang saya sembuh dan bisa beraktifitas normal
Nama saya Eva Hetty Asrida Purba. Umur 42 tahun. Pendidikan terakhir saya adalah S2 bidang teologi dengan gelar M.Div, dari STTB-Bandung. Pendidikan S1 saya dari USU Medan. Saya sekarang bekerja sebagai pengajar tamu di almamater kampus saya dan aktif dalam pelayanan mengajar Bahasa Inggris dan Matematika untuk anak-anak kurang mampu di daerah Daeyeuh Kolot bersama teman-teman. Saya salah satu pasien Dr. Andre di RS. St. Boromeus yang mengoperasi tulang pinggul saya pada awal tahun 2011. Tulang pinggul saya mengalami pengeroposan dikarenakan obat –obatan yang saya konsumsi saat saya menderita "Lupus". Obatan-obatan tersebut seperti "Imuran dan Medrol" dan obat lainnya. Obat-obat ini mengandung steroid, yang lama-kelamaan memberi dampak yang mengakibatkan pengeroposan tulang. Apalabila tidak dioperasi, maka kemungkinan akan mengalami cacat. Penyakit lupus ini saya derita ketika saya berumur 12 tahun di Medan dan mulai saat itu rumah sakit adalah rumah kedua saya. Saya biasa keluar- masuk rumah sakit. Pada saat saya berumur 14 tahun saya mengalami "koma" selama 42 hari. Penyakit lupus ini membatasi saya, tidak bisa seperti anak remaja lainnya. Selain perubahan fisik "moon face dan rambut rontok" yang parah, saya harus cuti sekolah selama 2 tahun karena mengalami kelumpuhan, dan saya harus menghabiskan hari-hari saya di atas tempat tidur.
Selama saya di tempat tidur saya terus berdoa dan berharap Tuhan memberikan kesembuhan. Puji Tuhan saya mengalami proses kesembuhan, bisa berjalan kembali setelah minum obat teratur dan dilatih Papa berjalan dengan bantuan tongkat, dan akhirnya saya boleh melanjutkan sekolah saya lagi di SMP seperti anak lainnya. Obat-obatan sudah mulai berkurang dikonsumsi sejak awal kuliah. Lupus saya sudah memasuki tahap pasif. Saya kuliah dan beraktifitas sebagaimana mahasiswa lainnhya. Setelah lulus kuliah, saya kerja di Jakarta selama 8 tahun.
Tahun 2008 saya melanjutkan kuliah Teologi di STTB Bandung. Selama perkuliahan tidak ada masalah. Namun memasuki tahun kedua saya mulai merasakan kaki saya sakit seperti keseleo di pergelangan kaki kanan. Saya menganggap itu hal yang biasa, kalau dipijat pasti akan sembuh. Namun kenyataannya, sakitnya berulang-ulang, dan semakin hari semakin terasa sakit. Tetapi saya tidak ambil pusing, karena saya sedang fokus untuk pembuatan tesis. Karena rasa sakit yang nyeri dan jalan saya tidak normal, saya memeriksakan diri ke dokter rehab-medik. Melalui hasil rontgen diketahui bahwa tulang pinggul saya mengalami pengeroposan dan kaki saya pendek sebelah beberapa centimeter. Saya tidak menduga kalau pengeroposan tulang itu terjadi karena dampak dari obat-obat yang saya konsumsi selama menderita lupus. Dokter tersebut merujuk saya untuk menemui dokter Andre untuk operasi tulang, tetapi saya menundanya selama setahun, karena saya sedang fokus pemubuatan tesis, dan dokter rehab- medik membantu saya dengan memberikan terapi, suplemen tulang dan pengurang rasa nyeri.
Setelah selesai sidang tesis, Saya pun pergi berobat ke dokter Andre dan dari hasil rontgen ulang yang dilakukan, ternyata benar saya mengalami pengeroposan tulang pinggul dan perlu dioperasi. Melalui konsultasi dengan dokter Andre, saya merasa yakin untuk dioperasi, karena beliau melakukan pemeriksaan dengan teliti dan menjelaskan penyakit saya serta proseduir operasi dengan jelas. Dokter Andre menerangkan gambar dari rotgen yang ada, dan menunjukkan area pengeroposan yang ada. Dokter juga menerangkan bagian tulang mana yang akan dipotong dan diganti dengan tulang pinggul buatan, serta kualitas dan lamanya tulang pinggul buatan itu bertahan. Melalui percakapan dengan dokter Andre dan pemeriksaan yang dilakukannya, saya siap dan bersedia untuk dioperasi karena saya percaya bahwa dokter Andre ahli dibidangnya sebagai dokter ortopedi.
Ketika hari H operasi saya tidak khawatir dan takut, saya menjalaninya dengan tenang, karena hidup dan mati di tangan Tuhan. Operasi berjalan dengan bius lokal sesuai dengan permintaan saya. Karena buat saya ini bukan operasi kecil, kalau seandainya terjadi hal terburuk saya siap menghadapi dengan tenang dalam keadaan sadar dan tetap berdoa.
Puji Tuhan, melalui tangan dokter dan suster yang membantu operasi, operasi ini berjalan dengan lancar. Saya menjalani rawat inap di rumah sakit selama 4 hari untuk proses pemulihan. Pada hari pertama, dokter Andre visit dan langsung melakukan terapi, dia mengangkat dan menarik kaki saya, dan itu terasa menyakitka, kemudian saya langsung disuruh untuk berdiri dan berjalan beberapa langkah. Jujur saja, pada saat itu saya menilai dokter Andre "agak keterlaluan". Di suruh jalan?? Ha ha ha, itu mungkin keunikan dari proses pengobatan yang dilakukannya. Hari kedua, dan seterusnya saya mengikuti terapi fisik di ruang fisio- terapi rumah sakit Borromeus. Sebagai pasien saya bersyukur ditangani oleh dokter Andre, selain beliau ahli sebagai dokter Ortopedi, beliau juga ramah, memberi semangat dan sabar dalam menghadapi pasien. Pasca operasi penggantian panggul, sekarang saya sembuh dan bisa beraktifitas normal. Saya bisa berjalan jauh, mengajar dan aktif pelayanan di Dayeuh Kolot. Kiranya Tuhan terus mamakai dokter Andre sebagai saluran berkat dalam menolong pasien. Syukur kepada Kristus, ini semua semata-mata karena kasih dan anugerah- Nya.
"Tuhan telah merajut hari-hariku dengan benang cinta-Nya yang penuh warna. Kupercaya setiap benang yang Ia berikan, memiliki makna yang memperindah perjalanan hidupku."
{{::testimonial.content}}
by {{::testimonial.name}} on {{::testimonial.createdText}}
<< previous page | page {{pageTestimonial + 1}} | next page >>
Post Your Testimonial
Name

Email Address

Testimonial

Challenge
In what year did Indonesia gain its independence?
Attachment





Question
{{::qanda.content}}
by {{::qanda.name}} on {{::qanda.createdText}}
Answer
{{::qanda.information}}
<< previous page | page {{pageQanda + 1}} | next page >>
Ask Your Question
Name

Email Address

Question

Challenge
In what year did Indonesia gain its independence?
Attachment






CLOSE
YouTube channel Tulang Sendi Sehat
Follow Dr Andre's YouTube channel to get the latest information on all things orthopaedic.
Osteoporosis
Osteoarthitis
Articles:   PATAH TULANG PANGGUL PERSIAPAN PRA OPERASI PENGGANTIAN SENDI TRIGGER FINGER (JARI PELATUK) Arthroscopy De Quervain's Tendinitis NYERI BAHU OPERASI PENGGANTIAN SENDI PANGGUL DAN LUTUT
PATAH TULANG PANGGUL
oleh Dr. Andre Yanuar - Konsultan Bedah Orthopaedi dan Traumatologi
Patah tulang panggul adalah patahnya seperempat bagian teratas dari tulang paha. Beratnya patah tulang tergantung pada besarnya energi serta tingkat kepadatan tulang.
Patah tulang panggul yang tidak mendapatkan penanganan yang benar dapat berakhir dengan kecacatan bahkan kematian.
Mengenal Anatomi Panggul
Panggul adalah sendi yang berkonfigurasi seperti bonggol dan mangkuk, dimana bonggol tersebut adalah kepala tulang paha. Konfigurasi demikian memungkinkan panggul dapat bergerak leluasa saat anda beraktivitas. Bonggol tulang paha tersebut mendapat suplai makanan dari pembuluh darah yang melewati leher tulang paha dan dalam jumlah yang sangat sedikit atau bahkan tidak ada lagi suplai dari puncak kepala tulang paha melalui jaringan yang menghubungkan bonggol dengan mangkoknya. Dengan demikian patah tulang di daerah leher tulang paha terutama pada lanjut usia berpotensi besar memutus suplai makanan ke bonggol tulang paha yang dapat mengakibatkan kematian jaringan tulang.
Apa penyebab patahnya tulang panggul?
Panggul dapat patah karena jatuh dan benturan pada daerah panggul. Beberapa kondisi yang mempermudah terjadinya patah tulang panggul adalah osteoporosis dan kanker. Osteoporosis membuat tulang menjadi rapuh sehingga mudah patah dengan benturan ringan ataupun terkadang tanpa adanya benturan, cukup dengan gerakan menghentak dan terpuntir dapat membuat tulang panggul menjadi patah. Patahnya tulang panggul akan menimbulkan rasa nyeri di pangkal paha yang bisa menjlar sampai ke lutut, nyeri akan bertambah berat dengan adanya gerakan panggul. Tanda lain yang bisa dilihat adalah memendeknya salah satu tungkai dan telapak kaki tampak berputar ke arah luar.
Evaluasi yang dilakukan oleh dokter
Diagnosis adanya suatu patah tulang panggul umumnya diperoleh dengan melihat gambaran X Ray panggul.
Gambar 1. Patah tulang panggul terjadi pada bagian leher tulang paha
Pada beberapa kasus, X Ray tidak cukup jelas untuk mendeteksi adanya patah tulang. Pada kondisi tersebut dokter akan meminta pemeriksaan magnetic resonance imaging (MRI). MRI dapat mendeteksi patah tulang yang tidak terdeteksi oleh X Ray.
Gambar 2. MRI mendeteksi patah tulang yang tidak terdeteksi oleh X Ray
Jika MRI tidak memungkinkan oleh karena kondisi pasien, maka computed tomography (CT) Scan dapat membantu identifikasi patah tulang panggul.
Jenis-jenis patah tulang panggul
Ada tiga tipe patah tulang panggul berdasarkan lokasinya.
Patah leher tulang paha
Patah tulang ini terjadi di dalam rongga sendi panggul
Patah tulang intertrochanterik
Lokasi patahan ini terjadi di bawah dari leher tulang paha, pada area anatomi yang disebut dengan trochanter major dan trochanter minor.
Patah tulang subtrochanterik
Lokasi patahan ini lebih bawah lagi dari area intertrochanterik
Gambar 3. Patah pada leher tulang femur
yang berpotensi memutus aliran darah pada
daerah bonggol.
Gambar 4. Patah tulang area
intertrochanterik memiliki
potensi lebih sedikit mengganggu
aliran darah ke tulang
Gambar 5. Patah tulang area
subtrochanterik
Penanganan Patah Tulang panggul
Setelah dokter memastikan jenis patah tulang panggul yang diderita, selanjutnya banyak pertimbangan yang akan menentukan jenis terapi yang akan dilakukan. Kondisi kesehatan pasien dan usia seringkali menjadi faktor penentu di dalam mengambil keputusan, namun demikian usia lanjut bukanlah halangan untuk dilakukan tindakan medis berupa operasi. Secara umum pasien dengan patah tulang panggul membutuhkan intervensi pembedahan untuk menstabilkan kembali tulang panggulnya sehingga pasien dapat segera kembali beraktivitas. Sebagian besar ahli bedah orthopaedi sepakat bahwa semakin cepat operasi dilakukan maka hasilnya akan semakin baik bagi pasien.
Pasien dengan patah tulang panggul yang tidak segera dilakukan tindakan stabilisasi terpaksa berbaring di tempat tidur. Tirah baring di tempat tidur bagi pasien lanjut usia membawa komplikasi seperti mudahnya terjadi infeksi saluran kemih, paru (pneumonia), decubitus (borok di punggung, bokong), peningkatan kekentalan darah yang dapat berakhir dengan penyumbatan aliran darah.
Tindakan bedah untuk menstabilkan panggul yang patah bervariasi bergantung pada lokasi patahan dan usia pasien.
Patah tulang leher paha dapat distabilkan dengan sekrup dinamik, namun pada pasien lanjut usia karena aliran darahnya sudah terganggu maka cara ini seringkali berakhir dengan kematian tulang, sehingga kebanyakan ahli bedah akan menganjurkan penggantian bonggol ataupun penggantian total sendi panggul. Patah pada regio intertrochanterik dan subtrochanterik dapat distabilkan dengan sekrup dinamik, nail, atau pelat. Seiring kemajuan teknologi kedokteran, patah panggul di daerah intertrochanteric dan subtrochanteric dapat ditangani dengan metode minimal invasif, yaitu dengan bantuan komputer untuk melihat tulang (C-Arm) dan alat khusus yang disebut orthopaedic table, maka dokter dapat menstabilkan tulang yang patah hanya dengan membuat sayatan sekitar 2 cm saja. Keunggulan metode ini adalah rasa nyeri yang sangat minimal, perdarahan yang minimal dan pasien bisa segera kembali beraktivitas seperti sedia kala.
Gambar 6. Stabilisasi patah tulang
leher paha dengan sekrup dinamik
Gambar 7. Sekrup menjadi kendur
karena kematian tulang beberapa bulan
pasca operasi
Gambar 8. Penggantian bonggol sebagai
alternatif untuk menghindari kematian
bonggol yang aliran darahnya terputus
akibat patah tulang daerah leher paha
Gambar 9. Penggantian total sendi
panggul sebagai alternatif terhadap
penggantian sebagian sendi panggul,
diindikasikan jika sudah terdapat
pengapuran pada sendi panggul
Gambar 10. Penggunaan
"Proximal Femoral Nail Antirotation"
untuk patah area intertrochanteric
Gambar 11. Komputer C-Arm
untuk memastikan akurasi posisi tulang
Gambar 12. Luka bekas sayatan yang sangat minimal
Gambar 13. Dokter sedang melakukan tindakan minimal invasif dengan panduan komputer C-Arm dan Orthopaedic Table
Gambar 14. Seorang pasien dengan bantuan perawat dapat segera berdiri dan beraktivitas sehari pasca operasi.
PERSIAPAN PRA OPERASI PENGGANTIAN SENDI
oleh Dr. Andre Yanuar - Konsultan Bedah Orthopaedi dan Traumatologi
Penggantian sendi dapat menghilangkan nyeri serta membuat hidup anda menjadi lebih bermakna dan lebih aktif
Setelah anda dan dokter anda memutuskan bahwa operasi penggantian sendi dirasa tepat bagi anda, anda memiliki persiapan selama beberapa minggu, baik untuk menyiapkan fisik maupun mental.
Dengan perencanaan yang baik, anda akan melewati tahapan operasi yang mulus serta pemulihan yang cepat.
Bagaimana saya mulai mempersiapkan?
Anda dapat memulainya saat ini untuk mengatur minggu pertama anda kembali ke rumah.
Persiapan untuk aktivitas harian
Mempersiapkan bantuan. Pasca operasi, anda akan membutuhkan orang untuk melakukan pekerjaan seperti memasak, berbelanja, mandi, dan mencuci pakaian.
Jika anda hidup sendiri, persiapkan seseorang untuk mendampingi dan membantu anda selama beberapa hari pasca operasi.
Pilihan lain yang dapat anda lakukan adalah menyewa jasa pengasuh untuk membantu anda di rumah. Jika anda mempunyai kebutuhan khusus, pertimbangkan untuk tinggal di suatu fasilitas pelayanan pasca anda ke luar dari rumah sakit. Pekerja sosial di rumah sakit mungkin bisa mengaturkan hal ini.
Mempersiapkan makanan. Ada baiknya anda menyiapkan makanan kesukaan anda dalam bentuk siap saji yang bisa disimpan di kulkas dan jika anda menghendakinya dapat langsung menghangatkannya
Persiapakan rumah anda.
Perhatikan tata letak ruang. Pertimbangkan untuk merubah sementara tata letak ruangan dan perabotan yang memudahkan anda, misalnya ruang keluarga untuk sementara waktu diberi tempat tidur.
Singkirkan penghalang. Singkirkan semua penghalang seperti kabel yang berseliwearan yang dapat membuat anda terjerembab dan terjatuh.
Siapkan kamar mandi. Kamar mandi harus aman dan mudah untuk digunakan seperti tersedianya toilet duduk, shower, pegangan tangan.
Letakan benda-benda penting jangan terlalu tinggi. Barang yang penting dan sering digunakan sebaiknya diletakan dalam lokasi yang mudah dijangkau, aturlah ketinggian lokasi penyimpanan antara pinggang dan bahu sehingga memudahkan anda menjangkaunya.
Hal-hal apa saja yang dapat dilakukan untuk membuat rumah tinggal lebih aman?
Gunakan checklist dibawah ini untuk memastikan keamanan anda
  • Pegangan tangan di kamar mandi
  • Pegangan tangan di tangga
  • Alat bantu berjalan
  • Toilet duduk
  • Kursi untuk mandi
Buat segalanya mudah
Buatlah suatu ruangan khusus dimana anda akan lebih banyak menghabiskan waktu di ruangan tersebut saat anda tiba kembali di rumah.
Pilihlah kursi yang stabil, kokoh, nyaman dengan sandaran, pegangan tangan, dan dudukan yang cukup membuat panggul anda pada posisi diatas lutut.
Letakan benda-benda yang sering dibutuhkan dalam jangkauan tangan seperti:
  • telepon
  • remote televisi
  • radio
  • tissue
  • bahan bacaan seperti majalah, koran
  • minuman
  • obat-obatan
Bagaimana saya mempersiapkan fisik saya menjelang operasi?
Fisik yang sehat akan mempercepat masa pemulihan anda
Jika anda merokok, berhentilah. Rokok akan menghambat proses penyembuhan dan juga berpengaruh dalam pembiusan sewaktu operasi.
Makan yang baik. Jika anda kelebihan berat badan, dokter anda akan merekomendasikan program penurunan berat badan bagi anda untuk mengurangi beban pada panggul atau lutut anda.
Latihan. Jika anda akan menjalani operasi penggantian sendi panggul atau sendi lutut, kuatkan anggota gerak atas anda akan membantu anda dalam menggunakan alat bantu jalan. Berlatihlah sebelum pelaksanaan operasi sehingga anda telah terbiasa saat pasca operasi.
Batasi konsumsi alkohol. Jangan meminum minuman beralkohol 48 jam sebelum pelaksanaan operasi.
Laporkan kepada dokter obat-obatan yang anda konsumsi. Beberapa obat seperti narkotika atau obat obat sejenisnya bisa berpengaruh terhadap jalannya operasi.
Bagaimana saya akan mengetahui apa yang diharapkan?
Bicaralah dengan dokter anda. Jangan pernah ragu untuk mengajukan pertanyaan jika anda masih bingung.
Semakin banyak yang anda ketahui, semakin baik anda akan mampu beradaptasi dengan penggantian sendi anda.
Pemeriksaan pra operasi. Beberapa saat sebelum dilaksanakannya operasi, dokter akan memeriksa kesehatan anda.
Jika anda pernah bermasalah dengan pembiusan, laporkan pada dokter anda. Dokter anda mungkin akan menganjurkan persiapan darah yang mungkin anda butuhnkan saat atau pasca operasi.
Dokter anda akan meminta anda melakukan pemeriksaan X Ray, darah, EKG, urine.
Diskusikan lamanya perawatan anda di rumah sakit. Tanyakan kepada dokter anda berapa lama anda akan berada di rumah sakit, dan berapa lama masa pemulihannya. Akankah anda membutuhkan fisioterapi? Kapan dimulainya?
Tanyakan hal-hal yang masih anda ingin ketahui. Seringkali saat berhadapan dengan dokter anda lupa dengan hal yang akan anda tanyakan. Ada baiknya anda membuat catatan sebagai berikut:
  • Bagaimana kemungkinan kesembuhan pasca operasi dan komplikasi yang mungkin timbul pasca operasi?
  • Seberapa nyeri yang akan dirasakan pasac pembedahan?
  • Aktivitas apa yang dapat dilakukan pasca pembedahan?
TRIGGER FINGER (JARI PELATUK)
oleh Dr. Andre Yanuar - Konsultan Bedah Orthopaedi dan Traumatologi
Jari jemari anda selalu dipergunakan saat melakukan aktivitas apapun, namun gerakan jari jemari anda bisa saja terganggu oleh suatu keadaan yang disebut dengan trigger finger atau jari pelatuk.
Anda merasa sulit dan nyeri saat meluruskan jari dari posisi menekuk dan terdengar suara "klik" , mungkin saja anda mengalami trigger finger. Trigger finger merupakan suatu kelainan pada tendo (urat) yang menggerakan jari jemari anda.
Struktur jari anda
Tendo atau urat adalah suatu struktur yang menghubungkan otot ke tulang. Jika otot mengalami kontraksi, maka tendo akan menarik tulang. Peristiwa ini akan menyebabkan bergeraknya sendi-sendi di tubuh anda.
Otot-otot yang menggerakan jari jemari anda berlokasi di lengan bawah. Suatu urat yang panjang, yang disebut tendo fleksor akan menghubungkannya dengan tulang-tulang di jari jemari anda.
Tendo fleksor akan mengontrol gerakan di jari jemari anda. Saat anda menggerakan jari jemari anda, tendo fleksor akan bergerak melalui suatu terowongan yang disebut dengan selubung tendo, sehingga tendo anda tetap dekat dengan tulang.
Bagaimanakah terjadinya trigger finger?
Tendo fleksor dapat mengalami iritasi saat bergerak di dalam terowongan selubung tendo. Jika iritasi berlangsung terus menerus dalam jangka waktu panjang akan mengakibatkan tendo jadi menebal sehingga tendo menjadi kesulitan melewati terowongannya.
Hal lain adalah menyempitnya terowongan sehingga sulit dilewati oleh tendo. Jika anda mengalami trigger finger, tendo tidak dapat melewati terowongannya, sehingga tersendat saat anda meluruskan jari tangan. Anda mungkin merasa mendengar bunyi "klik" saat akhirnya tendo berhasil melewati terowongan dengan susah payah.
Apa penyebab trigger finger?
Penyebab pasti dari trigger finger tidak diketahui. Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya trigger finger.
  • Trigger finger lebih sering terjadi pada wanita daripada pria
  • Kebanyakan menyerang pada usia 40 hingga 60 tahun
  • Penderita diabetes melitus dan penyakit rematik sering mengalaminya
  • Trigger finger biasa terjadi setelah aktivitas berat yang melibatkan tangan
Bagaimana penanganan trigger finger?
Dokter akan mengadakan pemeriksaan pada tangan anda. Untuk mendiagnosis trigger finger tidak diperlukan pemeriksaan tambahan seperti X Ray. Setelah mendiagnosis dokter akan mendiskusikan penanganan yang terbaik bagi anda. Secara garis besar ada dua cara yaitu non bedah dan pembedahan kecil.
Terapi non bedah
Istirahat
Jika keluhan ringan, mengistirahatkan jari mungkin dapat menyelesaikan permasalahan. Dokter mungkin akan menganjurkan penggunaan splint untuk mengistirahatkan jari
Obat obatan
Obat obatan golongan anti inflamasi non steroid dapat membantu mengurangi gejala.
Suntikan steroid
Dokter anda mungkin menganjurkan injeksi steroid - suatu anti peradangan yang kuat - ke dalam selubung tendo. Pada beberapa kasus, hal ini dapat menghilangkan keluhan sementara. Jika dua kali suntikan gagal menghilangkan keluhan, maka tindakan bedah diperlukan. Angka keberhasilan suntikan rendah jika anda telah mengalami trigger finger dalam jangka waktu yang lama atau anda mempunyai penyakit seperti diabetes melitus.
Terapi bedah
Trigger finger bukanlah kondisi yang berbahaya. Keputusan untuk menjalani pembedahan ada di tangan anda, bergantung berat ringannya keluhan dan jika pengobatan non bedah telah gagal. Jika tangan anda terkunci dalam posisi menekuk, maka dokter akan menganjurkan pembedahan untuk menhindari kekakuan jari.
Pembedahan dapat dilakukan dengan obat bius lokal yang disuntikan ke jari anda.
Pembedahan dilakukan dengan membuat irisan kecil atau bahkan cukup dengan ujung dari jarum suntik saja sehingga tidak diperlukan adanya sayatan pada kulit. Selubung tendo akan dipotong, sehingga tendo dapat bergerak dengan bebas.
Komplikasi
  • Meluruskan sendi tidak sempurna - disebabkan karena pemendekan tendo pada bagian yang telah dibebaskan
  • Infeksi
  • Trigger finger menetap - disebabkan karena masih ada selubung yang tertinggal
Pemulihan
Pasca operasi anda dapat langsung menggerakan jari.
Bengkak dapat saja terjadi pada seluruh tangan anda. Umumnya dengan meninggikan posisi tangan di atas jantung dapat mengurangi bengkak.
Pemulihan lengkap bervariasi antar individu, ada yang membutuhkan waktu beberapa minggu saja hingga 6 bulan.
Arthroscopy
oleh Dr. Andre Yanuar - Konsultan Bedah Orthopaedi dan Traumatologi
Arthroscopy dapat menjadi solusi bagi pasien yang mengalami cedera olah raga dan yang mengalami nyeri sendi yang tak kunjung hilang.
Kata arthroscopy berasal dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu "arthro" (sendi) dan "skopein" (melihat). Istilah ini diartikan sebagai "melihat dalam sendi". Arthroscopy adalah suatu prosedur yang memungkinkan dokter melihat dengan jelas kondisi di dalam sendi. Hal ini dapat membantu mendiagnosis kelainan di dalam sendi dan sekaligus melakukan terapi
Apakah itu arthroscopy?
Arthroscopy adalah prosedur bedah yang digunakan untuk mengetahui kelainan di dalam sendi serta memperbaikinya.
Sewaktu arthroscopy, dokter akan memasukan instrumen kecil yang disebut arthroscope ke dalam sendi. Arthroscope terdiri dari miniatur video kamera dan sumber cahaya.
Video kamera menampilkan gambaran pada layar televisi, sehingga memungkinkan dokter dapat mengetahui kondisi di dalam sendi. Dokter dapat menganalisa permasalahan di dalam sendi dan sekaligus memperbaikinya selama prosedur arthroscopy.
Karena arthroscope dan instrumen arthroscopy berukuran kecil, maka dokter hanya membutuhkan sedikit sayatan kecil, tidak sebagaimana pembedahan terbuka yang membutuhkan sayatan panjang. Sendi yang dapat dievaluasi melalui arthroscopy adalah lutut, bahu, pergelangan kaki, pergelangan tangan, panggul, dan sendi siku.
Mengapa arthroscopy diperlukan?
Arthroscopy membantu dokter membuat diagnosis pasti dan mengatasi nyeri sendi.
Pada perjumpaan pertama dengan dokter orthopaedi, pasien akan ditanya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan pada sendi dan dilakukan pemeriksaan fisik.
Arthroscopy untuk diagnostik.
Dokter mungkin menganjurkan beberapa pemeriksaan penunjang, seperti X ray, magnetic resonance imaging (MRI), dan computed tomography (CT) scans, untuk melihat kelainan di dalam sendi anda. Jika dari pemeriksaan-pemeriksaan tersebut belum dapat disimpulkan, maka dokter akan merekomendasikan arthroscopy untuk memastikan tindakan yang akan diambil untuk mengatasi kelainan tersebut.
Arthroscopy untuk tindakan.
Seiring dengan berkembangnya instrumen dan teknik pembedahan, kini semakin banyak kelainan di dalam sendi yang dapat dikoreksi melalui arthroscopy.
Arthroscopy seringkali digunakan untuk memperbaiki keadaan-keadaan seperti:
  • Kerusakan rawan sendi dan bantalan tulang (meniscus) di sendi lutut.
  • Robekan ligamen dan tendon, seperti robekan rotator cuff di bahu, Anterior Crucriate Ligament (ACL) di lutut
  • Adanya fragmen-fragment tulang rawan yang menjadi benda asing dalam sendi
  • Peradangan selaput pembungkus sendi (synovitis)
Apa yang dilakukan dalam prosedur arthroscopy?
Sebagian tindakan arthroscopy dapat dilakukan dengan mekanisme rawat jalan.
Pasien dapat meninggalkan rumah sakit beberapa jam setelah tindakan arthroscopy. Pasien yang pulang pada hari yang sama dengan dilakukannya tindakan arthroscopy memerlukan pendamping yang dapat merawat di rumah.
Meskipun arthroscopy ini dapat dikatakan lebih ringan dibandingakan pembedahan konvensional, namun tindakan ini perlu dilakukan di kamar bedah dengan pembiusan.
Anestesia.
Untuk mencegah rasa nyeri selama prosedur berlangsung, pasien akan diberikan pembiusan (anestesia) baik lokal, regional ataupun umum.
  • Anestesia lokal menghilangkan rasa nyeri hanya di sendi saja.
  • Anestesia regional menghilangkan rasa nyeri dari pinggang ke bawah
  • Anestesi umum akan membuat pasien tertidur
Dokter anestesi akan mendiskusikannya dengan pasien mengenai metode anestesi yang terbaik.
Jika pasien mendapatkan anestesia lokal atau regional, maka ia akan dapat melihat prosedur melalui monitor televisi
Proses arthroscopy.
Kebanyakan dari tindakan arthroscopy memakan waktu kurang dari satu jam. Lamanya proses arthroscopy bergantung pada temuan dokter sewaktu melakukan arthroscopy.
  • Dokter akan membuat sayatan kecil (berukuran kurang lebih 5 mm) untuk memasukan arthroscope.
  • Selanjutnya, dokter akan mengisi sendi dengan cairan garam fisiologis. Cairan ini akan membersihkan sendi, sehingga dokter dapat melihatnya dengan jelas.
  • Dokter akan memasukan arthroscope yang terhubung dengan layar video
  • Jika diperlukan tindakan, maka dokter akan memasukan instrumen kecil melalui irisan kecil. Instrumen tertsebut dapat berupa gunting, pembersih (shaver), atau laser.
  • Dokter akan menutup sayatan kecil dengan jahitan atau plester dan membungkusnya dengan verban elastis.
Pasca tindakan arthroscopy anda akan dipindahkan ke ruang pemulihan.
Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pemulihan?
Pemulihan pasca arthroscopy tentunya lebih cepat daripada bedah terbuka.
Walaupun meninggalkan luka yang kecil dan nyeri yang minimal, namun pasca arthroscopy seorang pasien memerlukan beberapa minggu untuk kembali pulih penuh.
Latihan.
Untuk memulihkan kekuatan dan mobilitas sendi diperlukan latihan teratur. Dokter akan menyarankan latihan tertentu yang spesifik untuk mempercepat pemulihan.
Aktivitas Harian.
Tidak jarang seorang pasien akan segera kembali melakukan aktivitas harian dalam beberapa hari pasca arthroscopy. Namun untuk pekerja di lapangan tentunya membutuhkan waktu lebih lama untuk kembali ke perkerjaan.
Karena setiap orang mempunyai kondisi fisik yang berbeda beda, waktu pemulihan akan bervariasi antar satu pasien dengan pasien lainnya.
Komplikasi.
Sebagian besar pasien tidak mengalami komplikasi pasca arthroscopy. Namun demikian, sebagaimana operasi pada umumnya, arthroscopy memiliki risiko. Risiko pada umumnya tidak berbahaya dan dapat
Permasalahan yang mungkin timbul pasca athroscopy adalah infeksi, munculnya bekuan darah, bengkak berlebihan, kerusakan pembuluh darah dan saraf.
De Quervain's Tendinitis
oleh Dr. Andre Yanuar - Konsultan Bedah Orthopaedi dan Traumatologi
Apakah anda mengalami nyeri di pergelangan tangan pada pangkal jempol? Jika anda mengalaminya mungkin anda menderita De Quervain's Tendinitis.
De Quarvain's tendinitis merupakan suatu peradangan tendo (urat) di pangkal jempol. Istilah "tendinitis" berarti adanya suatu peradangan.
Anatomi
Ada dua tendon utama yang berfungsi untuk menggerakan jempol akan berjalan melewati suatu terowongan disekitar pangkal jempol. Tendon terbungkus oleh suatu jaringan tipis yang disebut dengan sinovium. Jaringan tipis ini berfungsi untuk melancarkan gerakan tendon melewati terowongannya. Terjadinya peradangan pada tendon akan mengakibatkan pembengkakan tendon yang menimbulkan rasa nyeri sewaktu bergerak.
Apa penyebab De Quervain's Tendinitis?
Terjadinya peradangan pada tendo dan selaput pembungkusnya menyebabkan ukuran tendo menjadi membesar sehingga menjadi sulit melewati terowongannya dan berakibat nyeri saat terjadinya gerakan.
Tendinitis dapat terjaid karena gerakan yang berlebihan. Dapat terkait dengan kehamilan atau pasca persalinan. Penderita penyakit rematik lebih muda terkena tendinitis. Kelompok yang sering terserang adalah wanita paruh baya.
Gejala-gejala
  • Nyeri di pergelangan tangan pada area pangkal jempol. Keluhan ini merupakan tanda utama. Nyeri dapat muncul tiba-tiba ataupun perlahan- lahan. Nyeri dapat dirasakan di pergelangan tangan menjalar ke lengan. Nyeri bertambah berat jika jempol dan tangan digerakan dan semakin nyata nyerinya saat menggenggam suatu barang atau memeras sesuatu.
  • Bengkak dapat terlihat di pergelangan tangan pada sisi yang sejajar dengan jempol.
  • Pada saat menggerakan jempol dapat terasa bunyi gesekan urat
  • Rasa nyeri dan bengkak akan menyebabkan kesulitan dalam menggerakan jempol
  • Rasa kebas mungkin dirasakan pada area di belakang jempol dan telunjuk. Hal ini dikarenakan saraf yang terletak di atas tendo teriritasi.
Diagnosis
Diagnosis dari De Quervain's dapat dibuat dengan pemeriksaan klinis tanpa perlu pemeriksaan tambahan seperti X Ray. Tes Finkelstein dilakukan dengan membuat kepalan tangan dengan jempol berada dalam genggaman lalu membuat gerakan pergelangan tangan ke arah kelingking. Tes Finkelstein akan membuat rasa sakit bagi penderita De Quervain's tendinitis.
Pengobatan
Tujuan pengobatan de Quervain's tendinitis adalah mengurangi nyeri yang disebabkan iritasi dan pembengkakan.
Pengobatan non bedah
  • Splint. Penggunaan splint membantu mengistirahatkan jempol dan pergelangan tangan
  • Obat-obatan golongan anti radang non steroid. Obat-obatan golongan ini dapat diminum ataupun disuntikan ke dalam selubung tendon dan membantu mengurangi nyeri dan bengkak
  • Menghindari aktivitas yang menimbulkan nyeri dan bengkak. Hal ini terkadang bisa menghilangkan nyeri
  • Kortikosteroid. Injeksi kortikosteroid juga dapat membantu mengurangi bengkak dan nyeri, namun injeksi kortikosteroid terus menerus tidak dianjurkan karena efek sampingnya yang berbahaya
Pengobatan secara pembedahan
Pembedahan dianjurkan jika engobatan non bedah tidak memberikan hasil yang memuaskan. Tujuan pembedahan adalah membebaskan terowongan yang menyebabkan terjepitnya tendo.
NYERI BAHU
oleh Dr. Andre Yanuar - Konsultan Bedah Orthopaedi dan Traumatologi
Bahu anda tersusun oleh beberapa persendian yang dilengkapi oleh urat (tendo) dan otot untuk memungkinkan terjadinya pergerakan seperti menggaruk punggung hingga melempar suatu benda.
Bahu memiliki banyak pergerakan dalam kehidupan sehari hari. Gerakan demi gerakan tanpa anda sadari dapat menimbulkan permasalahan pada bahu berupa ketidakstabilan sendi hingga terjepitnya urat yang mengakibatkan nyeri. Anda mungkin merasakan nyeri saat menggerakan bahu, atau bahkan terus menerus tanpa adanya gerakan. Nyeri yang dirasakan terus menerus memerlukan evaluasi yang lebih terperinci sehingga diketahui penyebabnya dan dapat diberikan terapi yang sesuai.
Mengenal sendi bahu
Bahu tersusun oleh tiga buah tulang: tulang lengan atas (humerus), tulang belikat (skapula), dan tulang selangka (clavicula).
Kepala tulang lengan atas akan bersendi dengan tulang belikat pada bagian yang berbentuk mangkuk yang disebut glenoid. Kombinasi tendo dan otot disekitarnya mempertahankan agar kepala tulang belikat tetap berada di dalam mangkuk glenoid. Kumpulan otot dan tendo tersebut yang disebut dengan rotator cuff.
Apa yang sering menyebabkan permasalahan pada bahu anda?
Kebanyakan dari permasalahan pada sendi bahu dikategorikan menjadi empat:
  • peradangan (inflamasi) pada bursa (bursitis) atau tendo (tendinitis) atau robekan tendo.
  • Instabilitas
  • Arthritis
  • Patah tulang (fraktur)
Penyebab lainnya yang lebih jarang adalah tumor, infeksi, dan permasalahan yang terkait saraf.
Bursitis
Bursa adalah kantung berisi cairan yang berlokasi di sendi-sendi di tubuh, termasuk di bahu. Bursa berfungsi sebagai bantalan antar tulang dan juga jaringan lunak, dengan demikian mengurangi gaya gesek antara otot yang bergerak dan tulang.
Terkadang penggunaan sendi bahu yang berlebihan mengakibatkan peradangan dan bengkaknya bursa antara rotator cuff dan bagian dari tulang belikat yang disebut akromion. Kondisi ini disebut dengan bursitis subakromial. Bursitis sering berkaitan dengan terjadinya tendinitis rotator cuff. Hal tersebut akan menimbulkan nyeri di bahu yang menyebabkan anda mengalami kesulitan dalam melakukan banyak aktivitas seperti menyisir dan memakai baju.
Tendinitis
Tendon adalah penghubung antara otot dengan tulang. Kebanyakan tendinitis diakibatkan oleh ausnya tendon akibat pemakaian yang terus menerus, identik dengan sol sepatu yang semakin menipis jika digunakan jangka panjang.
Secara umum tendinitis dikelompokkan menjadi:
  • Akut. Kegiatan melempar atau aktivitas lengan di atas kepala dapat menimbulkan tendinitis akut.
  • Kronik. Penyakit akibat proses penuaan seperti arthritis dapat menimbulkan tendinitis kronik.
Tendo yang paling sering mengalami tendinitis di bahu adalah tendo rotator cuff dan tendo otot bicep.
Robekan tendo
Robeknya tendo dapat disebabkan oleh cedera ataupun karena proses ausnya tendo akibat bertambahnya usia. Robekan ini bisa bersifat sebagian ataupun total. Tendo yang paling sering mengalami robekan adalah rotator cuff dan biceps.
Impingement
Impingement bahu adalah suatu keadaan dimana akromion menekan jaringan lunak saat lengan atas terangkat. Dengan demikian, saat lengan terangkat, akromion akan menekan tendo rotator cuff dan bursa. Hal ini akan menimbulkan bursitis dan tendinitis yang menimbulkan nyeri dan terbatasnya gerakan bahu. Jika dibiarkan berlarut-larut makan tendo rotator cuff akan robek.
Instabilitas
Instabilitas bahu terjadi jika kepala dari tulang humerus keluar dari mangkoknya. Hal ini dapat disebabkan oleh karena kecelakaan ataupun penggunaan berlebihan.
Jika otot-otot disekitar sendi bahu menjadi longgar maka keluarnya kepala tulang humerus dari mangkoknya atau yang diistilahkan dengan dislokasi menjadi mudah terjadi. Intabilitas sendi yang ditandai dengan seringnya terjadi dislokasi ini meningkatkan risiko terjadinya arthritis atau radang sendi bahu di kemudian hari.
Arthritis
Nyeri bahu dapat juga disebabkan karena arthritis atau radang sendi. Ada banyak jenis arthritis. Jenis tersering adalah osteoarthritis, yaitu arthritis karena proses pemakaian sendi seiring bertambahnya usia. Proses penyakit ini berjalan perlahan namun bertambah berat seiring bertambahnya usia. Keluhan yang dirasakan adalah nyeri, bengkak, kekakuan.
Osteoarthritis dapat terkait dengan olah raga atau aktivitas berat yang melibatkan bahu, serta terkait juga juga dengan robekan rotator cuff, infeksi, dan peradangan selaput sendi (sinovial).
Penderita osteoarthritis cenderung tidak menggerakan bahunya karena rasa nyeri yang dialaminya, tidak dipergunakannya bahu selanjutnya justru menyebabkan bahu semakin hari semakin kaku.
Fraktur
Fraktur adalah patah tulang. Pada orang berusia lanjut, patah tulang disekitar bahu disebabkan oleh karena jatuh dari posisi berdiri, sedangkan pada usia muda patah tulang disekitar bahu disebabkan karena benturan keras akibat kecelakaan lalu lintas ataupun cedera olah raga.
Fraktur menimbulkan nyeri yang sangat hebat di bahu, bengkak.
Pemeriksaan oleh Dokter
Cedera bahu akut yang menimbulkannyeri hebat memerlukan pertolongan medis secepatnya. Jika nyeri tidak terlalu berat, anda dapat mengistirahatkan bahu untuk beberapa hari sambil menunggu nyeri berkurang. Namun jika keluhan tetap dirasa anda harus mencari pertolongan dokter.
Dokter akan melakukan serangkaian evaluasi untuk menemukan sumber sakit dari bahu anda dan memberikan terapi yang sesuai.
Penanganan Nyeri Bahu
Merubah aktivitas
Hal pertama yang dilakukan dalam terapi nyeri bahu umumnya adalah mengistirahatkannya atau merubah pola aktivitas yang tidak membebani bahu secara berlebihan. Fisioterapi akan membantu menguatkan otot-otot bahu dan meningkatkan fleksibilitas.
Obat-obatan
Dokter akan memberikan resep obat untuk mengurangi proses peradangan dan nyeri. Dokter mungkin akan mempertimbangkan memberikan suntikan pada bahu anda untuk mengurangi nyeri.
Pembedahan
Pembedahan mungkin saja diperlukan untuk mengatasi permasalahan pada bahu, namun demikian 90% pasien engan nyeri bahu akan berespon dengan terapi seperti modifikasi pola aktivitas, istirahat, latihan penguatan dan obat- obatan.
Beberapa permasalahan khusus seperti instabilitas sendi bahu, robeknya rotator cuff memerlukan intervensi bedah untuk mengatasinya.
Pembedahan pada sendi bahu dapat dilakukan dengan menggunakan arthroscopy sehingga luka menjadi lebih minimal dan proses penyembuhan menjadi lebih cepat. Bedah terbuka dibutuhkan untuk kasus-kasus yang lebih kompleks seperti penggantian sendi bahu.
OPERASI PENGGANTIAN SENDI PANGGUL DAN LUTUT
oleh Dr. Andre Yanuar - Konsultan Bedah Orthopaedi dan Traumatologi
Apakah yang dimaksud dengan operasi penggantian sendi?
Operasi penggantian sendi adalah operasi yang bertujuan untuk membuang bagian sendi yang rusak dan menggantinya dengan yang komponen sendi yang baru. Sendi adalah struktur dimana kedua tulang bertemu, seperti lutut, panggul, dan bahu. Pembedahan ini dilakukan oleh dokter orthopaedi.
Terkadang dokter tidak mengganti seluruh komponen sendi, tetapi hanya sebagian yang mengalami kerusakan saja.
Penggantian sendi akan meredakan nyeri dan membuat anda memiliki kualitas hidup yang lebih baik. Panggul dan lutut adalah sendi yang paling sering diganti. Sendi lain yang bisa diganti juga adalah bahu, jari, pergelangan kaki, dan siku.
Apa yang terjadi dengan sendi yang rusak?
Sendi dapat menjadi rusak karena arthritis (radang sendi), cedera berat, dan penyakit-penyakit lainnya. Radang sendi dan usia lanjut dapat menyebabkan sendi menjadi aus. Hal tersebut menyebabkan nyeri, kekakuan, dan bengkak pada sendi. Permukaan rawan sendi yang telah rusak tidak dapat tumbuh kembali sebagaimana asalnya.
Apa yang dimaksud dengan sendi yang baru?
Sendi yang baru, disebut juga prosthesis, dapat terbuat dari plastik, metal, keramik. Prosthesis tersebut dilekatkan ke tulang dapat menggunakan semen ataupun tanpa semen, sehingga memungkinkan tulang tumbuh masuk ke dalam prosthesis. Kedua metode tersebut dapat dipergunakan untuk membuat sendi baru tetap pada tempatnya.
Penggunaan semen lebih sering bagi pasien yang usianya sangat lanjut dengan kualitas tulang yang buruk. Metode tanpa semen lebih banyak dipergunakan bagi pasien-pasien yang usianya masih relatif belum terlalu tua dan masih aktif serta mempunyai kualitas tulang yang masih baik.
Sendi baru ini dapat bertahan setidaknya 10 hingga 15 tahun. Oleh karenanya pasien yang usianya relatif muda bisa menjalani lebih dari satu kali operasi penggantian sendi.
Apakah banyak orang yang sendinya diganti?
Penggantian sendi semakin sering dilakukan. Di Amerika Serikat, setiap tahun setidaknya 773.000 orang diganti sendi panggul dan lututnya. Di Indonesia, belum ada data jumlah yang pasti, namun jumlah pasien yang menjalani operasi penggantian sendi ini semakin lama semakin banyak.
Penelitian menunjukkan meskipun anda berusia lanjut, sendi yang baru memungkinkan anda tetap dapat beraktivitas dengan baik.
Namun demikian setiap pembedahan mempunyai risiko. Risiko operasi penggantian sendi bergantung pada status kesehatan anda sebelum operasi, seberapa berat kerusakan sendi, dan jenis pembedahan yang dilakukan.
Banyak rumah sakit yang telah memiliki reputasi dan dokter yang telah menempuh pendidikan khusus dapat melakukan operasi ini dengan baik dan hasilnya pun memuaskan. Dokter orthopaedi anda yang memiliki keahlian khusus di bidang penggantian sendi dapat memberikan informasi yang tepat seputar proses pembedahan dan masa pemulihan. Pengalaman dokter adalah kunci keberhasilan. Setidaknya 30 kali penggantian setiap tahunnya, kata Brian Parsley, seorang ahli bedah orthopaedi di Houston dan juga salah seorang direktur dari American Association of Hip dan Knee. Ahli bedah yang baik setidaknya telah melakukan 100 prosedur, kata Justin Cashman, seorang ahli bedah orthopaedi Maryland.
Siapa yang memerlukan operasi penggantian sendi?
Dokter akan menganjurkan pasien menjalani operasi penggantian sendi jika seseorang mengalami kerusakan sendi disertai nyeri yang mengganggu dan sedikit atau bahkan tidak dapat diredakan dengan obat, fisioterapi, dan metode terapi lainnya. Dokter akan menilai kerusakan sendi anda melalui X Ray, CT Scan, atau MRI. Terkadang evaluasi detail memerlukan arthroscopy, suatu kamera kecil yang dimasukan ke dalam sendi untuk menilai kerusakan sendi.
Pada umumnya jika kerusakan sendi belum terlalu parah, dokter akan menganjurkan anda untuk meminum obat golongan anti radang non steroid, memberikan suntikan ke dalam sendi, fisioterapi dan suplemen untuk sendi.
Namun perlu diingat bahwa konsumsi obat anti radang jangka panjang mempunyai efek samping berbahaya yang terkadang dapat menimbulkan bahaya kematian, demikian pula dengan suntikan steroid ke dalam sendi anda yang dilakukan terus menerus akan menambah kerusakan sendi, meskipun pada awalnya dapat mengurangi nyeri.
Alternatif lain dari operasi penggantian sendi adalah osteotomi, dimana sebagian tulang dipotong untuk membuat garis sendi menjadi mendekati normal. Operasi ini lebih sederhana daripada mengganti sendi, namun waktu pemulihannya ebih lama dan tidak memberikan hasil yang baik terutama jika kerusakan sendi sudah lanjut.
Operasi penggantian sendi adalah solusi bagi yang mengalami nyeri terus menerus dan gerakan sendi sudah terbatas, sebagai contoh jika seseorang sudah bermasalah dengan berjalan, naik tangga, dan mandi.
Apa yang dilakukan selama proses operasi?
Pertama, tim operasi akan melakukan pembiusan, sehingga pasien tidak mengalami nyeri. Pembiusan dapat dilaksanakan secara regional, yaitu hanya bagian pinggang ke bawah yang tak terasa ataupun dilaksanakan secara total, dimana anda akan tidur. Selanjutnya tim bedah akan melakukan operasi penggantian sendi.
Masing-masing pembedahan tidaklah sama. Pada umumnya penggantian sendi lutut dan panggul memakan waktu kurang dari 2 jam kecuali jika terdapat komplikasi. Pasca pembedahan pasien akan berada di ruang pemulihan selama 1-2 jam hingga anda sadar penuh. Selanjutnya jika dinilai perlu maka pasien akan dirawat di ruang rawat intensif selama 24 jam pasca pembedahan untuk pemantauan ketat, sehingga menjamin seseorang kondisi yang baik pasca pembedahan, karenanya penting memperhatikan apakah rumah sakit yang dipilih mempunyai ruang perawatan intensif yang memadai untuk memantau kondisi pasca pembedahan.
Bagaimana program pasca operasi?
Pasca penggantian sendi lutut atau panggul, pasien akan dirawat di rumah sakit selama kurang lebih 5 – 7 hari. Pasien akan dilatih untuk berjalan sehari pasca pembedahan. Awalnya pasien akan berjalan dengan alat bantu. Pasien akan merasakan sedikit nyeri pada daerah pembedahan. Program fisioterapi untuk menguatkan otot dan melenturkan sendi dimulai segera pasca operasi.
Apakah operasi akan sukses?
Kesuksesan operasi bergantung juga pada hal-hal yang dilakukan di rumah.
Jika pasien mengikuti petunjuk dokter, obat-obatan yang harus diminum dan program fisioterapi yang harus dijalani kemungkinan besar operasi akan berhasil dengan baik.
Angka keberhasilan operasi penggantian sendi lebih dari 90%. Jika terjadi komplikasi, umumnya sebagian besar dapat ditangani. Komplikasi yang mungkin terjadi diantaranya:
  • Infeksi area luka operasi maupun sendi yang baru dapat terinfeksi. Infeksi dapat terjadi saat anda masih dirawat ataupun saat telah kembali ke rumah. Infeksi juga dapat terjadi beberapa tahun kemudian akibat penjalaran infeksi dari tempat lain. Infeksi luka operasi dapat ditangani dengan pemberian antibiotik, namun infeksi struktur sendi yang baru memerlukan tindakan operasi kembali untuk membersihkan.
  • Bekuan darah jika aliran darah melambat, sel-sel darah mudah membentuk bekuan darah yang dapat menyumbat aliran darah. Sumbatan ini dapat terjadi di tungkai ataupun di tempat-tempat yang vital seperti otak dan paru. Bekuan darah ini dapat dicegah dengan pemberian obat-obatan tertentu oleh dokter, penggunaan stoking khusus, latihan gerakan-gerakan sendi segera pasca operasi untuk melancarkan aliran darah.
  • Sendi baru menjadi longgar (loosening) sendi anda yang baru bisa saja bergeser dari tempat seharusnya akibat longgar, jika hal ini terjadi maka diperlukan operasi kembali.
  • Dislokasi biasanya terjadi pada sendi baru panggul, jika hal ini terjadi kebanyakan tidak memerlukan operasi kembali, cukup dengan ditarik dengan pembiusan.
  • Aus (wear) Keausan sendi yang baru cepat atau lambat akan terjadi. Jika sendi yang baru menjadi aus akan menyebabkan sendi baru menjadi longgar dan hal ini memerlukan operasi kembali untuk memperbaikinya.
  • Cedera saraf dan pembuluh darah Saraf dan pembuluh darah sekitar sendi berisiko terkena cedera saat operasi, namun hal ini sangat jarang terjadi
Gambar pasien sebelum dan setelah menjalani operasi penggantian sendi: tampak sendi lutut yang sebelumnya bengkok menjadi lurus kembali
Gambar pasien sebelum dan setelah menjalani operasi penggantian sendi: tampak sendi lutut yang sebelumnya bengkok menjadi lurus kembali
Email
andreyanuar@yahoo.com
Mobile
08122026622 (sms only)
Phone
022 2552189
WhatsApp
+62 8122026622
Email Us
Name

Email Address

Message

Copyright © Andre Yanuar